DEPATINEWS.COM – Mahasiswa memberikan kado istimewa untuk HUT Kota Sungaipenuh ke 15. Mahasiswa yang tergabung dalam Cipayung Plus dan BEM se Kota Sungaipenuh dan Kerinci mengenengahkan 8 Tuntutan.
Agenda pertama evaluasi penanganan sampah dan perbaikan layanan kesehatan. Tidak ada agenda ‘melengserkan’ Walikota dan Wakil Walikota.
Aksi yang berlangsung di depan Gedung DPRD Kota Sungaipenuh, jalan MH Thamrin, Selasa (8/11) siang berujung ricuh.
Berdasarkan pantauan Depatinews.com di lokasi, pendemo yang merasa kesal tidak bisa bertemu dengan Walikota. Hanya tiga nggota dewan yang berani bertemu mahasiswa Fajran Yoshadi dan Afdiansyah.
Mahasiswa dan tiga wakil rakyat sempat berdialog. Mahasiswa minta bisa bertemu dengan walikota atau wakil walikota. Karena wako dn wawako sudah meninggal kan gedung dewan, permintaan mereka tidak bisa dikabulkan.
Para pendemo mengalah. Jika tidak bisa bertemu dengan wako atau wawako mereka minta dibuka blokade agar diizinkan ke gedung dewan.
Lagi-lagi permintaan mereka ditolak. Menurut Yoshadi Wakil Ketua Dewan, saat itu tamu dan udangan dari luar daerah masih banyak.
Mahasiswa tidak terima. Mereka berupaya mendobrak blokade yang dikawal ketat aparat keamanan. Bersitegang antara pendemo dan aparat hingga berujung ricuh.
Botol minuman dan batu berterbangan. Kondisi ini membuat emosi aparat. Terlebih melihat kening Kabag Ops mengucur darah kena lemparan batu dari arah pendemo, aparat beringas. Oknum aparat mengejar mahasiswa. Leher pendemo dicekek kemudian diseret. Malah ada oknum yang menginjak pendemo.
“Kami menyayangkan tindakan represif aparat. Mereka menyeret dan menginjak-injak mahasiswa, ” kata Fadhil Ikhsan Mahendra Jenderal Lapangan (Jenlap) Aksi kepada Depatinews.com.
Mereka menilai aparat tidak lagi berperan sebagai pengaman. Malah mengancam keselamatan. Makanya pihaknya akan melanjutkan pada proses hukum.
Bukti-bukti tindakan anarkis aparat sudah dimiliki. Termasuk visum dari RS Mayjen A Thalib. Menurut data yang ada sedikitnya delapan orang mahasiswa mengalami kuka-luka.
Kasat Intel Polres Kerinci Iptu Eko Munkoid dikonfirmasi menyayangkan aksi bringas mahasiswa. Mereka melempar botol minuman dan batu kearah aparat hingga Kabag Ops terluka. Dia juga mengaku hampir terkena lemparan batu. Eko selamat, lemparan batu bisa ditangkis anggota lain.
“Sebenarnya kami mengamankan, bukan jadi lawan para pendemo, ” kata Eko
Sementara KBO Intel Iptu Sugiarto menyayangkan aksi demo mahasiswa yang berujung ricuh. Para pendemo bertindak anarkis dan melemparkan aparat.
“Demo boleh-boleh saja dan dilindungi oleh undang-undang. Hanya saja disampaikan secara baik dan tidak anarkis, ” kata Sugiarto.
Demo mahasiswa berisi delapan tuntutan:
Kesatu Usut Tuntas Permasalahan Sampah Kota Sungai Penuh yang meresahkan masyarakat (TPS3R dan TPA)
Kedua Meminta Kejari untuk menyelesaikan kasus – kasus secara Konkrit dan Profesional
Ketiga Mengawal Problema Kepemilikan SPBU Kumun
Keempat Penegasan penempatan Parkir, karena masih banyak di temukan parkir liar dan tarif yang tidak sesuai dengan Perda Kota Sungai Penuh No 2 Tahun 2016
Kelima Peningkatan Pelayanan Rumah Sakit Mayjen H. A Thalib
Keenam Usut tuntas Permasalahan Rumah Sakit A. BAKRI
Ketujuh Tindakan Razia yang dinilai tidak lagi menertibkan tetapi sudah meresahkan masyarakat dan tidak sesuai dengan PP No 80 tahun 2012
Kedelapan Penertiban pada tempat hiburan. ( dhy )