Tak Berhasil Temui Wako,Demo Mahasiswa Ricuh

Kabag Ops Terluka, Delapan Mahasiswa Masuk Rumah Sakit

Berita, Sungai Penuh787 Dilihat

DEPATINEWS.COM – Mahasiswa memberikan kado istimewa untuk HUT Kota Sungaipenuh ke 15. Mahasiswa yang tergabung dalam Cipayung Plus dan BEM se Kota Sungaipenuh dan Kerinci mengenengahkan 8 Tuntutan.

Agenda pertama evaluasi penanganan sampah dan perbaikan layanan kesehatan. Tidak ada agenda ‘melengserkan’ Walikota dan Wakil Walikota.

Aksi yang berlangsung di depan Gedung DPRD Kota Sungaipenuh, jalan MH Thamrin, Selasa (8/11) siang berujung ricuh.

Berdasarkan pantauan Depatinews.com di lokasi, pendemo yang merasa kesal tidak bisa bertemu dengan Walikota. Hanya tiga nggota dewan yang berani bertemu mahasiswa Fajran  Yoshadi dan Afdiansyah.

Mahasiswa dan tiga wakil rakyat sempat berdialog. Mahasiswa minta bisa bertemu dengan walikota atau wakil walikota. Karena wako dn wawako sudah meninggal kan gedung dewan, permintaan mereka tidak bisa dikabulkan.

Para pendemo mengalah. Jika tidak bisa bertemu dengan wako atau wawako mereka minta dibuka blokade agar diizinkan ke gedung dewan.

Lagi-lagi permintaan mereka ditolak. Menurut Yoshadi Wakil Ketua Dewan, saat itu tamu dan udangan dari luar daerah masih banyak.

Mahasiswa tidak terima. Mereka berupaya mendobrak blokade yang dikawal ketat aparat keamanan. Bersitegang antara pendemo dan aparat hingga berujung ricuh.

Botol minuman dan batu berterbangan. Kondisi ini membuat emosi aparat. Terlebih melihat kening  Kabag Ops mengucur darah kena lemparan batu dari arah pendemo, aparat beringas. Oknum aparat mengejar mahasiswa. Leher pendemo dicekek kemudian diseret. Malah ada oknum yang menginjak pendemo.

“Kami menyayangkan tindakan represif aparat. Mereka menyeret dan menginjak-injak mahasiswa, ” kata Fadhil Ikhsan Mahendra  Jenderal Lapangan (Jenlap) Aksi kepada Depatinews.com.

Mereka menilai aparat tidak lagi berperan sebagai pengaman. Malah mengancam keselamatan. Makanya pihaknya akan melanjutkan pada proses hukum.

Bukti-bukti tindakan anarkis aparat sudah dimiliki. Termasuk visum dari RS Mayjen A Thalib.  Menurut data yang ada sedikitnya delapan orang mahasiswa mengalami kuka-luka.

Kasat Intel Polres Kerinci Iptu  Eko Munkoid dikonfirmasi menyayangkan aksi bringas mahasiswa. Mereka melempar botol minuman dan batu kearah aparat hingga Kabag Ops terluka. Dia juga mengaku hampir terkena lemparan batu. Eko selamat, lemparan batu bisa ditangkis anggota lain.

“Sebenarnya kami mengamankan, bukan jadi lawan para pendemo, ” kata Eko

Sementara KBO Intel Iptu Sugiarto menyayangkan aksi demo mahasiswa yang berujung ricuh. Para pendemo bertindak anarkis dan melemparkan aparat.

“Demo boleh-boleh saja dan dilindungi oleh undang-undang. Hanya saja disampaikan secara baik dan tidak anarkis, ” kata Sugiarto.

Demo mahasiswa berisi delapan tuntutan:

Kesatu Usut Tuntas Permasalahan Sampah Kota Sungai Penuh yang meresahkan masyarakat (TPS3R dan TPA)

Kedua Meminta Kejari untuk menyelesaikan kasus – kasus secara Konkrit dan Profesional

Ketiga Mengawal Problema Kepemilikan SPBU Kumun

Keempat Penegasan penempatan Parkir, karena masih banyak di temukan parkir liar dan tarif yang tidak sesuai dengan Perda Kota Sungai Penuh No 2 Tahun 2016

Kelima Peningkatan Pelayanan Rumah Sakit Mayjen H. A Thalib

Keenam Usut tuntas Permasalahan Rumah Sakit A. BAKRI

Ketujuh Tindakan Razia yang dinilai tidak lagi menertibkan tetapi sudah meresahkan masyarakat dan tidak sesuai dengan PP No 80 tahun 2012

Kedelapan Penertiban pada tempat hiburan. ( dhy )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *