DEPATINEWS.COM, SUNGAIPENUH— Buruknya manajemen RS Mayjen H AThalib (MHAT), Kota Sungaipenuh murni kelalaian Ahmadi Zubir. Selaku Walikota yang diamanahkan memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat, khususnya kesehatan tidak mampu dilakukan.
Padahal sebelumnya, saat manajemen RS MHAT dibawah naungan Pemerintah Kabupaten Kerinci, terkelola dengan baik. Malah, masyarakat kabupaten tetangga seperti Solok Selatan dan Muko-Muko banyak yang berobat di RS MHAT.
“Menyedihkan sebuah Rumah Sakit Kota tidak mampu menyediakan sarana untuk operasi, ” tegas Prof. Dr. Rizal Djalil Tokoh Nasional dari Jambi kepada Depati News.
Menurut mantan anggota DPR RI, protes keluarga pasien yang batal operasi, karena tidak tersedianya stok kain kassa, bukan masalah sepele.
“Ini gambaran gunung es permasalahan kota yang tidak mampu diurus oleh pimpinan kota, ” papar Rizal.
Menurut mantan Ketua BPK RI, kesehatan pelayanan publik sangat penting dan vital. Tapi ” uhang kincai” memang luar biasa sampai menantang ” kami bayar sendiri” ini juga menunjukan kepedulian dan kesadaran masyarakat Kota Sungaipenuh dan Kerinci sudah sangat tinggi.
Munculnya persoalan protes warga terhadap buruknya pelayanan RS MHAT perlu jadi perhatian serius. Bahwa masyarakat butuh pimpinan yang betul-betul peduli dengan nasib mereka. Segala lini persoalan harus dicermati dan ditindaklanjuti. “Bukan didiamkan, tapi cari solusi, ” tegas Rizal.
Rizal memberi solusi agar Pemkot dan wakil rakyat bisa memperjuangkan Dana Alokasi Khusus (DAK) kesehatan. Tujuannya untuk meningkatkan fasiltas kesehatan yang dinilai minim di bumi Sahalun Suhak Saltuh Bdea.
“Harus berani gedor pusat. Datangi Kementerian, ” papar Rizal.
Solusi lain untuk meningkatkan pelayanan perlu penyegaran di RS MHAT. Cari pengelola yang mampu dan punya disiplin ilmu Kesehatan. Bukan kalangan dekat dan adanya setoran.
Seperti diberitakan viral di media sosial keluarga pasien mengamuk di RS MHAT. Mereka protes, pasien yang akan dioperasi gagal karena tidak tersedianya stok kain kassa.
Sebelumnya juga banyak protes pasien yang tidak tertangani dengan baik. Malah ada yang berujung kematian.(dev)