DEPATINEWS.COM, SUNGAIPENUH— Bongkar pasang pejabat, gencar dilakukan Walikota Sungaipenuh Ahmadi Zubir. Tidak tanggung-tanggung, dua malam berturut-turut, seratus pejabat eselon tiga dan empat dilantik.
Itu belum tuntas. Istirahat semalam. Kamis (21/3) Walikota Ahmadi ngegas lagi. 50 pejabat dilantik lagi. Kali ini lebih mengakar, giliran kepala sekolah dan kepala puskesmas. Ahmadi juga menyentuh sekretaris dan kepala bidang di Dinas Pemerintahan Desa.
Kabarnya dalam waktu dekat sejumlah jabatan lowong di eselon dua juga akan diisi. Menurut Walikota Ahmadi Zubir bersih-bersih pejabat untuk meningkatkan produktivitas kerja dan penyegaran.
Wako menegaskan proses rotasi, mutasi, dan promosi dalam kerja merupakan kerja keras Tim Penilaian Kinerja Kota Sungaipenuh. Tim ini, katanya telah melakukan evaluasi kinerja secara menyeluruh terhadap pejabat di lingkungan Pemkot Sungaipenuh upaya mendapatkan kombinasi yang terbaik pada simpul-simpul dalam birokrasi.
Menariknya, mereka yang dilantik merupakan kalangan dekat Walikota. Sementara kalangan dekat Wawako Alvia Santoni dinonjobkan. Mereka rata-rata dari Kecamatan Pondoktinggi.
Diantaranya Hendripal (Camat Pondoktinggi) , Kabag Kesra Febriandi, Lurah Pondoktinggi Heryadi, S. Sos dan Kabag Tata Pemerintahan Indri Firman. Bobbi Candra Sekcam Pondok Tinggi juga ikut masuk kotak.
Sejumlah pejabat dilingkaran Kecamatan Sungaipenuh banyak yang mengeluh. Ada yang terdepak, juga ada yang turun eselon. Sepertinya mereka diultimatum. Jangan neko-neko. Pilwako sudah dekat.
“Terimakasih atas kepercayaan kepada saya selama ini. Dua tahun saya sudah bekerja dan berbuat untuk Kota Sungaipenuh, ” kata Hendripal Camat Pondok Tinggi yang dinonjob kepada Depati News di Dheadita Cafe, tadi malam.
Mantan Sekretaris Dinas Pendidikan ini merasa sudah bekerja maksimal. Diakuinya pernah minta istirahat diposisi camat. “Minimal saya dimutasi. Yo dek apo, non job, ” katanya.
Meski banyak yang berjuang untuk AZAS terpental di tengah jalan. Para pejabat yang selama ini berpihak pada tim 02 saat Pilwako Sungaipenuh 2020 lalu, kini bersorak. Mereka ikut terderek masuk gerbong Ahmadi Zubir diposisi penting.
Zulwahdi yang dikenal pemegang kas 02 Sungai Bungkal pada Pilwako lalu dilantik jadi Kabag Pemerintahan. Ketua Lembaga Adat Wilayah Dusun Baru ini sebelum non job era Ahmadi-Antos, dipercayakan Wako sebelumnya jadi Kadis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Makanya banyak yang mencurigai langkah Ahmadi Zubir dalam menyusun pejabat baru, kental muatan politis. Ahmadi disebut-sebut mulai menggalang kekuatan. Kalangan pejabat yang dekat Wawako Alvia Santoni dipeloroti. Pendukung Fikar Azami dilingkar ASN mulai dimanja dengan jabatan. Tujuannya untuk menguat posisi dan bisa jadi pendukung Pilwako berikutnya.
Informasi diperoleh dalam menyusun pejabat eselon baru, Ahmadi tanpa melibatkan Wawako Alvia Santoni. Saat pelantikan pun, Antos tak hadir. Wawako memilih Safari Ramadhan di Desa Sembilan Tanah Kampung dilanjutkan Takziah ke rumah Almarhum Suprawadi di Tanah Kampung.
Kabar yang beredar menyebutkan banyak peran Sekda Alpian ikut menentukan warna pemerintahan Kota saat ini. Sebelumnya Alpian adalah orang kepercayaan AJB.
Dikonfirmasi, Sekda Alpian menyebutkan Sepenuhnya penetapan pejabat eselon wewenang Walikota. Tentu sebagai Sekda Wako ikut diajak berpendapat.
“Penetapan pejabat eselon wewenang Wako. Jika Wako minta masukan, pendapat dan saran, selaku Sekda wajar saya memberi masukan, tapi bukan menentukan, ” jelas Alpian.
Pengamat Kebijakan Publik dan Politik H Ferry Siswadhi, SE menilai miring perombakan kabinet selama bulan Ramadhan. Menurutnya, pergantian pejabat di lingkungan Pemerintah itu sewajarnya dalam bentuk, mutasi, promosi atau demosi, karena alasan kebutuhan peningkatan kinerja organisasi.
Menurutnya, jika dilihat proses yg dilakukan Ahmadi Zubir selaku Walikota sangat jelas tidak melibatkan Alvia Santoni selaku Wakil Walikota itu nuansanya sangat kental kepentingan politik.
“Terkait kompetisi di Pilwako 2024 nanti. Apalagi kita lihat dari beberapa pejabat yang diangkat tidak kompeten pada bidangnya dan kualitasnya lebih rendah dari yang digantikan, ” jelas staf pengajar STIE Sakti Alam Kerinci.
Terkait bergeraknya gerbong 02 Pilwako lalu dalam pemerintahan baru AZAS yang kini tinggal AZ ini, menurut mantan Ketua DPRD Kerinci ini, Ahmadi Zubir saat ini banyak ditinggalkan oleh orang-orang yang berperan penting dalam kemenangannya di Pilwako 2020. Hal ini disebabkan kekecewaan atas ketidakberhasilan Ahmadi menepati janji-janji kampanyenya.
Kondisi inilah, kata Ferry untuk Pilwako 2024 Ahmadi berupaya merangkul kelompok pendukung Fikar Azami (FA) dengan mengakomodir PNS diposisi jabatan di Pemkot.
Sementara anggota DPRD Kota Sungaipenuh Ferry Satria menilai saat ini sudah masuk masa Pilwako. Jadi sah-sah saja jika Walikota melakukan pergantian pejabat.
Jika perombakan itu tujuannya untuk perbaikan dan percepatan pembangunan, Ferry mendukungnya. Tapi, jika kualitas pengganti lebih buruk dari yang diganti, itu sia-sia.
“Kita lihat saja kedepannya. Kita tetap evaluasi kinerja eksekutif, ” kata ketua DPC PKS Kota Sungaipenuh, saat konfirmasi masih berada di Kota Padang.
Ketua Komisi II DPRD Kota Sungaipenuh menyayangkan jika perombakan pejabat untuk kepentingan politik. Apalagi kaitannya sebagai penyokong walikota saat ini di gelanggang Pilwako.
Syofiardi politisi yang juga Ketua DPD Partai Berkarya Kota Sungaipenuh mempertanyakan non job sejumlah pejabat berkualitas. Dia menilai pergantian pejabat yang dilakukan Ahmadi Zubir saat ini kental muatan politis.
“Kita menduga pergantian pejabat ini kental nuansa politis, ” jelas pria yang akrab dipanggil Mamok.
Dalam Facebook miliknya, Sofiardi menulis “Wajah baru. Mereka tak tahu arti perjuangan. Seperti mereka yang dilatih menjadi pejuang. Wajah lama, mari bersama saya kita lanjutkan perjuangan. ” (devanand munir)