Solusi Banjir KERINCI…!

Oleh : Prof.Dr.Rizal Djalil (Eks Ketua BPK RI Tokoh Sentral Memperjuangkan Ruas Jalan Kerinci-Bangko Menjadi Jalan Nasional)

Berita, Sungai Penuh5413 Dilihat

DEPATINEWS.COM– Kosakata Kerinci pada judul tulisan ini sengaja diberi huruf kapital untuk menekankan makna kata KERINCI sebagai suatu Kesatuan komunitas dan kultural serta kesatuan Tanah dan Air yg disimbolkan dengan semboyan Sakti Alam Kerinci.Jadi bukan aspek Pembagian wilayah secara administratif : Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh. Berangkat dari sudut pandang itulah Banjir KERINCI dibahas,dikaji dan dicari solusi yang tepat. Lagi pula air yang mengalir tidak mengenal wilayah administratif.

Mengapa KERINCI banjir besar?
Air sungai sebenarnya ibarat kehidupan..mengalir…dari hulu ke hilir..dia akan memberi banyak berkah kehidupan. Sawah menjadi subur. Petani bisa menanam padi bahkan menyekolahkan anak keluar Kerinci karena ada air. Di sungai juga sebenarnya potensi wisata bisa berkembang: orang bisa berbiduk dan berperahu seperti di kota kota Luar negeri.

Yang menjadi masalah kalau aliran sungai tidak terawat, tersendat karena: tidak peduli, kurang lobi dan tidak mampu: sungai terabaikan, terjadi pendangkalan, saat banjir datang perumahan penduduk dibantaran kali tenggelam. Sawah dan ternak..puluhan ribu orang menderita. Curah hujan ekstrim saat banjir besar -diatas 150 mm/hari- memperparah kondisi banjir. Akumulasi sungai yg tidak terawat dan curah hujan ekstrim menjadi sebab timbulnya banjir di Kerinci.

Siapa yg bertanggung jawab?
Semua kita ikut bertanggung jawab. Tapi tentu saja Pemerintah – Bupati Kerinci dan Walikota Sungai Penuh- paling bertanggung jawab. Sebagai orang yg dipilh untuk memimpin apa yang sudah dilakukan selama memimpin? Pernah mengalokasikasikan dana untuk normalisasi sungai? Pernahkah menemui Menteri PUPR untuk meminta perhatian dan mengusulkan normalisasi sungai di Kerinci?

Kalau sekedar kirim proposal pada level birokrasi agak sulit untuk berhasil karena Menteri sebagai Pengguna Anggaran yang bisa memutuskan. Bukan pejabat dibawahnya. Pengalaman memperjuangkan jalan Kerinci-Bangko menjadi jalan nasional sehingga kondisi relatif terawat seperti sekarang: karena langsung menemui menteri saat itu bersama tokoh HKK saat itu antara lain : Rafli Noor, Drs.Suwardi Dipo Ilham dan Herman Muchtar.

Tidak kurang dibutuhkan dana sekitar Rp 1 triliun untuk membebaskan KERINCI dari Banjir. Sungai harus dinormalisasi. Sungai Batang Merao, Sungai Batang Bungkal dan Sungai Kemantan.

Bantaran diturap beton. Dibuat danau buatan atau embung untuk menampung debit air yang berlimpah saat hujan lebat. Untuk itu perlu lahan yang cukup terutama disekitar Hamparan Rawang dan Tanah Kampung. Terutama DesaTanjung dan Tanjung Mudo.

Anggaran belanja Modal Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh tidak akan cukup dan mampu untuk mendanai pekerjaan besar tersebut. Itulah makanya perlu bantuan Pemerintah Pusat.

Kita senang saja Pejabat Propinsi- dengan memakai sepatu bot tinggi- datang meninjau saat banjir besar meluluh lantakkan KERINCI…tapi habis itu cerita pun selesai – just only gimmick…?

Tapi yg paling miris tidak ada Anggota DPR RI- nota bene bisa duduk di Senayan turut dibantu suara KERINCI- pada hal kalau mau dan bersedia: anggota DPRRI bisa banyak membantu. Tragisnya lagi, Anggota DPR RI pun tidak datang menemui koban banjir. Padahal masyarakat Kerinci sudah menyumbangkan suara untuk mereka duduk di Senayan.

Ini menjadi pengalaman dan dapat membuka mata mayarakat KERINCI… untuk pemilihan legislatif yang akan datang.

Kepada para bakal calon Walikota Sungai Penuh dan Bupati Kerinci yanf akan datang : hrs berikrar – bukan sekedar janji kosong- mampu melakukan semua upaya untuk membebaskan masyarakat KERINCI dari Banjir.

Masyarakat disekitar lokasi banjir besar harus kooperatif dan rela bekerjasama dengan Pemerintah sehingga semua upaya penanganan.banjir yg akan dilakukan: dapat berjalan dengan lancar dan sukses.**

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *