DEPATINEWS.COM, SUNGAIPENUH— Ribuan massa tumpah ruah di Dusun Empih, Minggu (28/7). Mereka menyaksikan ritual penurunan pusaka Datuk Singarapi. Sekaligus pemindahan rumah Pesusun Mendapo Hutan Mendapo Tanah, Pateli Hutan Pateli Tanah.
Suasana merinding terasa saat (ska) pusaka diturun. Sedikitnya ada empat peti, berisi Keris Tombak Bertelinga, Sepasang Tanduk Kerbau bertulisan Incung, Surat-surat kuno dari Kerajaan Indrapura, panji Menti Berempat dan karangmentang Depati Dua Nenek.
Saat pusaka diturunkan, para wanita langsung histeris. Di halaman rumah gong ditabuhkan, tari iyo-iyo dan pencak silat pun diperagakan. Kemudian para pemangku adat Datuk Singarapi, Depati Bertigo Permenti Batigo dan anak jantan anak batino mengantarkan pusaka tersebut ke rumah pesusun baru di larik tengah Dusun Empih.
Sampai di depan rumah pesusun Datuk Singarapi Kecik disuguhkan sirih nan sekapur rokok nan sebatang. Pencak silat dan Tari iyo-iyo sempat diperagakan. Kemudian ribuan massa kembali bergerak mengantar pusaka tersebut ke rumah pesusun Mendapo Hutan Mendapo Tanah, Pateli Hutan Pateli Tanah yang baru.
Ratusan ibu-ibu langsung mempersembahkan tari iyo-iyo. Kaum laki-laki yang disebut hulu balang menghunus pedang mereka silih berganti memperagakan pencak silat di tengah gelanggang.
“Moga di tempat peristirahatan baru pusaka masyarakat Datuk Sungarapi bisa aman dan tenang. Dan masyarakat juga bisa mengetahui disini rumah pesusun mereka, ” kata Datuk Jamiral Ninik Mamak Datuk Singarapi Dusun Empih.
Tokoh Adat Depati Batigo Parmenti Batigo Dpt Khaidir mengatakan penurunan pusaka diiringi dengan penurunan pusaka merupakan acara sakral. Hampir 13 tahun pusaka ini tidak pernah diturunkan setelah Kenduri Sko 2011, baru kali ini diturunkan. Masyarakat menyambutnya dengan riang gembira. Ditandai dengan tari iyo-iyo dan pencak silat.
“Moga di kediaman baru bisa lebih nyaman, aman, teduh dan damai, ” katanya.
Khaidir mengatakan pusaka yang disimpan Datuk Singarapi tinggi nilainya. Di warisan leluhur ini kita bisa melihat sejarah Kerinci. Sebab apa, ini rumah pusaka Mendapo Hutan Mendapo Tanah, Pateli Hutan Pateli Tanah.
“Makanya perlu kita selamatkan. Dan generasi berikutnya tahu dengan warisan budaya leluhur mereka, ” katanya. (dev)