SUNGAIPENUHDEPnews: Pria satu ini disebut-sebut punya andil membuat gerah suasana solat Ied dilapangan Merdeka, Sabtu (22/4). Kabarnya dia profesional dan terkenal hebat. Malah banyak yang minta jasanya dalam hal membuat suasana panas.
Lengkap namanya Candra Volta Munir (49). Andilnya, bukan karena ikut ribut atau ikut bersorak saat Walikota Ahmadi Zubir tengah menyampaikan sambutan. Bapak empat orang anak ini adalah yang dipercayakan panitia solat Ied Depati Nan Bertujuh menjadi pawang hujan. Sejak sepuluh tahun terakhir Papa Wanda begitu akrab dipanggil jadi langganan panitia solat Ied Depati Nan Bertujuh setiap penyelenggaraan solat Ied di Lapangan Merdeka, Sungaipenuh.
“Kita ingin penyelenggaraan solat Ied sukses. Makanya orang pintar soal penanganan cuaca kita minta bantu. Pa Wanda ini yang banyak bantu kita,” kata Aspar Nasir Ketua Panitia solat Ied Depati Nan Bertujuh kepada Depatinews.
Luar biasa, kata Ketua Lembaga Adat Depati Nan Bertujuh ini. Cuaca Sabtu (22/4) terang benderang dan teriknya membuat banyak orang kepanasan. “Paten, cuacanya cerah dan panasnya gerah,” katanya.
Sejak sepuluh tahun ini kita tidak pernah kecewa. Ilmu meredakan hujan ini cukup paten. Banyak yang minta bantuan jasanya memindahkan hujan.
Menurut Ayoh Aspar, niat kita tulus agar solat Ied ini berlangsung dengan baik dan sukses. Sebab, acara tahunan ini ditunggu-tunggu oleh umat Muslim. Agar pelaksanaan terhindar dari hujan, makanya kita minta bantu jasa Pawang Hujan. Hasilnya, cuaca saat solat Ied memang cerah. Ditambah pengaruh musim saat ini, memang ikut memicu membuat cuaca panas dan terik.
“Kita menginginkan cuaca bagus. Sekarang malah kami yang disalahkan. Panas salah, hujan juga salah. Kita maklumi saja, manusia tidak ada yang sempurna,” kata Aspar.
Candra Volta disambangi di kediamannya RT 03 Dusun Empih, Desa Sumur Anyir, Kecamatan Sungai Bungkal. Rumah permanen yang dihuni bersama isterinya Maria dan dua orang anaknya terasa asri
Nek Can mengaku sejak sepuluh tahun terakhir dirinya yang dipercayakan panitia solat Idul Fitri Depati Nan Bertujuh untuk memindah hujan. Masyarakat Kerinci menyebutnya Nahan Hujan. Bukan menahan hujan, tapi memindah hujan. “Kami hanya perantara, kita tetap minta bantu dengan Allah SWT,” kata Nek Can.
Nek Can atas nama keluarga menyampaikan permohonan maaf, jika solat Ied tahun ini cuaca sangat gerah. Panasnya terik. Banyak yang mengeluh pada lebaran pertama. Apalagi saat solat Ied berlangsung.
“Kami dititipkan oleh leluhur segelintir ilmu ini untuk membantu masyarakat yang membutuhkan. Tidak ada niat untuk membuat gerah, panas. Apalagi membuat kegaduhan. Kami sekeluarga mohon maaf,” papar Anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Amunir Rasyid-Syamsinar.
Disinggung tentang keahlian memindah hujan diperolehnya dari leluhur. Dipaparkan, ilmu mindah hujan merupakan warisan dari leluhurnya. Khalifah Rajo gelar Depati Simpan Negeri (Nantang Deng) kemudian diteruskan kepada anak beliau Simpan Khalifah Rajo (Datuk Singarapi Sulah Sirah Dado).
Nunyangnya SKR mewariskan ilmu yang banyak membantu orang menggelar hajat Akbar itu kemudian mewariskan kepada ibundanya Syamsinar Munir.
“Ibu menurunkannya kepada kami anak-anaknya. Kakak saya Jon Efendi di Jambi juga bisa. Cuman kakak yang diatas saya enggan menerimaya,” kata Candra yang juga bisa mengasuh permainan rakyat Ngasuh Ambung Gilo.
Sayangnya Pa Wanda tidak menyebut nama kakaknya yang enggan menerima warisan pawang hujan dari ibunya itu. Juga warisan Asuh Ambung Gilo dari Ayahnya. “Yang ini no comen. Kalau kakak saya ini mengiyakan warisan dari kedua orang tua, bisa tergilas bisnis saya,” ujarnya bergurau.
Pa Wanda siap membantu masyarakat yang butuh jasanya memindah hujan. Khususnya untuk menggelar hajat pesta pernikahan atau pesta lainnya. “Kita ikut bantu agar acara sukses,” kata Nek Can. Bagi yang ingin butuh jasanya bisa menghubungi nomor 082388513685.(dhy)